Sabtu, 12 November 2011

7 Langkah Memandikan Bayi


 TAK sedikit ibu baru beranggapan bayi baru lahir masih 'ringkih'. Mereka takut memandikan bayinya. Makin panik kalau bayinya menangis. Padahal, normal jika bayi menangis kencang saat dimandikan.

Meski baru pertama kali, ibu baru harus berani. Singkirkan perasaan khawatir. Bersikaplah tenang dan anggap memandikan bayi kegiatan yang menyenangkan. Supaya bayi tidak terjatuh, ibu boleh menggunakan alas perlak dan kain. Risiko tergelincir berkurang. Agar bayi tidak kemasukan air, posisi kepala lebih tinggi dari badan. Jangan menyiram muka bayi. Gunakan waslap saja.




Simak langkah-langkah memandikan bayi:

1. Taruh bayi di atas perlak, satu persatu lepaskan baju. Bersihkan lebih dulu jika si kecil ngompol atau pup. Seka dengan waslap yang telah dicelupkan air hangat. Mulai dari kepala, muka, lipatan leher, tangan, dada, lipatan ketiak, paha, kaki, terakhir yang paling kotor yaitu lipatan paha, area kelamin dan pantat.

2. Sabuni bayi, dengan waslap yang ditetesi sabun, mulai dari atas ke bawah.

3. Angkat bayi dengan cara menyelipkan tangan kiri di bawah tengkuknya (jika Anda tidak kidal), lalu pegang erat-erat ketiaknya. Tangan kanan memegang tubuhnya untuk dimasukkan ke dalam bak mandi. Pegang bagian punggung dan leher bayi dengan telapak tangan kiri, sementara ibu jari dan telunjuk menutup telinga kanan dan kiri bayi agar tak kemasukan air. Bilas dengan tangan kanan ketika membasuh seluruh tubuhnya, dimulai dari bagian kepala. Jangan lama-lama, agar bayi tak kedinginan. Untuk membersihkan punggungnya, balikkan tubuh bayi dengan cara sangga tubuhnya dan pegang erat ketiaknya dengan tangan kiri. Tangan kanan bisa mulai membilas bagian belakang.

4. Setelah tak tersisa bekas busa sabun dan sampo, angkat bayi dan letakkan di atas handuk yang telah disiapkan. Tutup tubuh bayi dengan bagian handuk di sebelah kiri dan kanan, lalu keringkan kepalanya. Setelah itu keringkan seluruh tubuhnya, tangan dan kaki. Pastikan bagian lipatan seperti leher, paha, ketiak kering dari air. Pada bayi gemuk banyak terdapat lipatan.

5. Pindahkan bayi ke susunan pakaiannya. Perhatikan tali pusatnya. Jika ada kotoran atau kerak di pinggiran atau bagian dalam pusar, bersihkan dengan cotton buds yang telah dibasahi alkohol 70 persen. Olesi perut dan punggung bayi dengan minyak telon. Boleh diberi bedak, walau tidak harus. Pada lipatan-lipatan boleh juga diberi krim. Setelah itu pakaikan popoknya, baru kemudian bajunya.

6. Setelah bayi mengenakan baju, bersihkan mata, mulut dan telinga. Bersihkan kedua matanya dengan kapas yang telah direndam air matang, dari ujung mata ke arah hidung. Gunakan kapas yang berbeda untuk masing-masing mata. Bersihkan lubang hidung dan daun telinga dengan cotton buds. Jangan masukkan cotton buds ke dalam lubang telinga. Bersihkan bagian luar telinganya saja.

7. Setelah semua selesai, bagian muka bayi boleh diberi bedak dengan cara mengusapnya. Kemudian bayi kita peluk supaya ada transfer rasa hangat dari badan ibu ke bayi. 


Ibuku Tersayang


Manusia penuh dengan pengorbanan. Insan yang tak pernah mengeluh menghadapi ujian untuk anakmu semata… Berbulan-bulan engkau mengandungku. Dengan perut buncit yang serba sakit.
Tatap matamu yang lelah dan letih, tak menyurutkan semangatmu demi melihat tangis-senang anakmu. Anak yang akan menantang congkaknya dunia yang semakin maju….
Ku-Bayangkan perjuanganmu???
Helai rambutmu memutih
Jemarimu bergetar..
Letih terlihat di wajahmu
Namun. . . 

kau tempuh ribuan jalan
Untuk aku anakmu
Kaki melangkah semakin perlahan
Tak pernah engkau merasa kesal
Walau tampak kaki penuh darah penuh nanah . .

04 OKTOBER 1992
Ibu . . . . Ibu-Ku tersayang. . . .
Rasa sakitmu adalah demi melihat senyum bahagiaku
Tangisanmu adalah rasa syukur kepada Tuhan melihat anakmu selamat
Jeritanmu bagaikan petir yang menyambar-nyambar… Seakan menggema ditengah kesunyian..
Betapa sayangMu kepada aku seorang….
Tak terukur dengan apapun kasih sayang yang engkau berikan. . . dari waktu ku keluar dari rahimMu, dari waktuQ kau timang hingga saat ini . . . Kau didik aku sejak kecil, sejak aku tak bisa berjalan, belum pun merangkak yang pertama kali guling sana guling sini.. ”hehe”.
Dari-Mu lah Ibu, pendidikan pertama engkau berikan kepadaku.. walaupun itu belum terasa namun itu sangat bermakna.. . .

Engkau didik aku sampai mengerti.. hingga ku tahu makna sesuatu..
Kau tak ingin aku mengalami masa seperti kehidupanMu yang dulu.
Kehidupan yang pernah engkau alami bunda… yang mana Ibu pernah ceritakan ke aku, sampai aku tak kuasa menahan air mata. Air mata untuk menggugah semangat pada diriku…
Kau mendorong diriku untuk selalu maju..
Engkau ingin aku lebih darimu . .
Engkau ingin melihat aku bahagia . . .
Hingga rasa lelah dan letih dalam dirimu tak kau rasa
Engkau terus membanting tulangMu..
Untuk aku.. Untuk Diriku…

Oh Ibu . . Begitu banyak cinta yang Engkau taburkan.. . . tak bisa dihitung rasa SAYANG yang engkau berikan kepada diriku…
S_emua nasihatmu akan terus kunanti demi kebaikanku
A_hklak dan tingkah lakumu yang harus aku tiru untuk kesopananku
Y_ang selalu hadirkan semangat pada diriku untuk selalu maju
A_kan merasuk di nadi pesan-pesan yang engkau berikan kepadaku
N_asihat-nasihatmu selalu ku ingat meski dalam keadaan pilu
G_ak akan pernah aku lupakan..demi meraih cita-cita untuk membalas seluruh kasih sayangMu…
Amin… aku minta do’a engkau ibu…

Pernah engkau cerita kepada aku tentang kehidupan masa lalu yang engkau jalani.
 Aku jujur pada siriku sendiri.. aku menangis di depan ibu..
aku berpikir sejenak…
Sampai seperti itu ibu menjalani hidupnya.. Beliau tak memikirkan lelah untuk menuntut ilmu. Untuk kasih sayang yang diberikan kepadaKu, ibu juga rela membanting tulang demi kebahagianKu…
Tapi seperti sekarang.. aku tak dapat menutupi apa yang telah aku lakukan kepadaNya.

Misalnya saja ”jika aku disuruh membantu menata tahu, kadang aku masih mengeluh.. rasanya terpaksa membantu ibu. Apa aku pantas menerima kasih sayangmu jikalau aku masih seperti itu… aku kadang membuat ibu gelo.. sakit hati dan lain-lain.. Dari semua itu aku tak mampu menutupi rasa malu kepada diriku sendiri..
Aku minta maaf yang sebesar-besarnya ibu.. Dengan bergulirnya waktu, aku akan terus belajar untuk memperbaiki sikap ku terhadap engkau Ibu… terhadap kasih sayang yang tak terukur dengan apapun…
Aku ingin melihat engkau bahagia . . aku minta do’a-do’a Mu selalu mengiringi disetiap langkahku.. demi menuntunku kejalan kesuksesan di masa depan…
Amin… amin.. amin… 


Gerakan Senam Nifas


Senam nifas ringan tapi menakjubkan! Gerakan-gerakan sederhana yang membuat tubuh Anda cepat pulih setelah proses persalinan yang “luar biasa” itu.
Agar latihan yang Anda lakukan bermanfaat optimal, patuhi aturan mainnya, setidaknya dari jenis persalinan yang Anda jalani.
1. Persalinan Normal. Anda dapat memulai senam nifas sejak hari pertama atau begitu Anda mulai merasa kuat melakukannya. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:
    * Latihan pernapasan dapat dilakakukan dalam posisi telentang.
    * Kontraksikan otot bokong Anda sebelum duduk.
    * Ketika duduk, pilih dasar kursi kuat yang tidak terlalu empuk (agar bisa menahan otot panggul      Anda).
    * Usahakan tidak duduk atau beridiri terlalu lama.
    * Lakukan latihan kegel. Tidak perlu khawatir dengan jahitan di vagina, karena senam ini justru menguatkan perineum (otot-otot di speutar vagina) dan mempercepat penyembuhan daerah di sekitarnya.

2. Persalinan lewat operasi. Kegiatan ringan ini akan meningkatkan fungsi paru-paru, meningkatkan otot kandung kemih dan usus besar yang agak lamban kerjanya akibat pembiusan saat operasi. Beberapa hal berikut sebaiknya Anda perhatikan pasca persalinan:
    * Jangan lakukan latihan fizik, bahkan mencoba mengangkat kepala ketika berbaring terlentang (karena kegiatan ini akan menarik otot-otot perut), sbeelum luka Anda dinyatakan sembuh dan diizinkan dokter untuk latihan. Gerakkan saja ujung jari kaki dan tumit sedikit demi sdikit. Latihan ini sudah cukup di minggu-minggu pertama setelah persalinan.
    * Untuk bangun dari posisi tidur, miringkan tubuh ke kanan, misalnya, lalu tekuk kaki kiri serta letakkan tangan kiri ke tempat tidur dan bangun perlahan dengan kedua tangan menyangga. Setelah itu, turunkan kaki perlahan dari tempat tidur.
    * Untuk membantu mengurangi rasa sakit, pegang bantal kecil yang ditempelkan di bagian yang dioperasi.
    * Jangan terburu-buru saat berjalan.

  1. Latih pernapasan dengan menarik napas dalam-dalam, tahan sebentar dan tiupkan kembali. Latihan ini bermanfaat untuk memulihkan bagian tengah perut yang sempat teregang saat hamil. Jika masih sakit akibat pengguntingan jalan lahir saat persalinan normal, sebaiknya lakukan sambil berbaring, bukan duduk bersila.
  2. Dalam posisi berbaring telentang, tarik lutut sedikit ke dalam, lalu geser atau putar-putar pergelangan kaki.
  3. Angkat satu kaki, tumpangkan ke kaki yang ditekuk, lalu putar-putar pergelangan kaki. Lakukan secara bergantian antara kaki kiri dan kanan secara berulang semampu Anda.
  4. Masih dalam posisi telentang, tekuk sedikit kaki Anda. cobalah luruskan sebelah kaki (jangan terlalu lurus, karena akan terasa sakit), lalu kembalikan ke posisi semula. Lalu gerakan yang sama pada kaki yang lain. Lakukan berulang-ulang semampu Anda.
  5. Jika Anda menjalani opeasi caesar, latihan dapat sambil tidur miring. putar-putar pergelangan kaki sambil berbaring.
  6. Ketika hendak duduk, miringkan tubuh Anda lebih dulu, lalu tahan tubuh dengan tangan, baru duduk. Lakukan gerakan ini perlahan-lahan.


Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali.
Senam nifas bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar panggul dan otot perut.


Tatacara melakukan senam nifas :

Hari Pertama:
Sikap tubuh terlentang dan rileks,kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan hingga hitungan ke-5 atau hitungan ke-8 kemudian buang melalui mulut. Lakukan hingga 5-10 kali.
Rasionalisasi :
Setelah melahirkan peredaran darah dan pernapasan belum kembali normal. Latihan pernapasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan pernapasan. Seluruh organ-organ dalam tubuh akan teroksigenisasi dengan baik sehingga hal ini juga akan membantu proses pemulihan tubuh.

Hari Kedua
Sikap tubuh terlentang tapi kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat diatas muka. Lakukan gerakan ini hingga 5-10 kali.
Rasionalisasi :

Hari Ketiga
Sikap tubuh terlentang tapi kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke posisi semula dan ulangi kembali gerakan hingga 5-10 kali.
Rasionalisasi :
Latihan ini ditujukan untuk menguatkan kembali otot-otot dasar panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan persalinan.

Hari Keempat
Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk ± 45º kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45º dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan gerakan tersebut 5-10 kali.
Rasionalisasi :
Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan menguatkan kembali otot-otot punggung.


Hari Kelima
Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki ditekuk ± 45º kemudian angkat tubuh dan tangan yang bersebrangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan kaki dan tangan yang lain. Lakukan hingga 5-10 kali.
Rasionalisasi :
Latihan ini bertujuan untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-otot punggung, otot-otot bagian perut dan otot-otot bagian paha.

Hari Keenam
Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk sudut ± 90º lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain. Lakukan 5-10 kali.
Rasionalisasi :
Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan menyangga beban yang sangat berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki. (dikumpulkan dari berbagai sumber bacaan).


Jumat, 11 November 2011

Cara Menyusui Yang Benar


Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).

Pembentukan dan Persiapan ASI

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan
sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.

Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.

Posisi dan perlekatan menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.


Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)


Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)


Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti
memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.


Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)


Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)


Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)


Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)


Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)

Langkah-langkah menyusui yang benar

Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.


Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)



Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)

Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)

Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.


Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)


Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)

Cara pengamatan teknik menyusui yang benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

Bayi tampak tenang.
Badan bayi menempel pada perut ibu.
Mulut bayi terbuka lebar.
Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
Puting susu tidak terasa nyeri.
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
Kepala bayi agak menengadah.

Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)

Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila
bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.


Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu